JABAL teater TANGGAMUS
“Bagi anak, hidup adalah bermain dalam gelak
tawa penuh kemerdekaan, kepolosan dan kebebasan. Hidup adalah memperhatikan dan
mempelajari, mengagumi dan mengenali, mencoba-coba dan menjelajahi berbagai hal
yang baru serta terus beradaptasi pada roda kehidupan di muka bumi. Masa
anak-nak adalah untuk membangun persahabatan dan persaudaran dengan teman
sebayanya, orang dewasa dan lingkungan sekitarnya.
Dan itulah perdamaian yang kita
impikan.”
Teater Jabal pada awalnya timbul
ketika pentas peringatan HUT RI di kampung Gunung Tiga Desa Tanjung Agung Tahun
2003. Berawal dari sini kemudian Teater Jabal menjadi sebuah tempat dimana anak
dapat menemukan kreatifitas di lingkungannya sendiri dan alam sebagai
laboratorium untuk mempelajari berbagai hal. Di bawah naungan lembaga
pendidikan SMK Nurul Falah Gunung Tiga, teater Jabal yang resmi berdiri awal tahun
2009 ini seiring berlangsungnya kondisi lingkungan sosial Indonesia yang tidak
menguntungkan dan semakin keras bagi tumbuh kembangnya anak, hal ini membuat
kami merasa perlu mengembangkan isu perdamaian yang akan menjadi bekal penting
dalam sebuah proses pendewasaan anak damping kami. Isu tersebut kemudian makin
jauh kami jabarkan dalam proses kratif kami semua. Proses selalu kami coba
termasuk menawarkan kemungkinan-kemungkinan di tengah ketidakmungkinan, karena
ini adalah sebuah proses membuka cakrawala.
Membuka cakrawala adalah hal yang
selalu tertinggal dalam proses pendidikan kita dan tingkat apresiasi
mengakibatkan terjadinya degradasi moral di Indonesia selama ini. Bagi kami
membuka cakrawala adalah awal dari mengetahui. Dari pengetahuan penghargaan terbangun dan saling menghargai adalah modal
awal dari sebuah
proses. Terciptanya perdamaian. Hal
inilah yang menjadi sebuah karakter proses pencarian kreatifitas, tanpa
mengesampingkan kultur budaya, dan seni tradisional yang ada di lingkungan anak
kami.
Teater Jabal menuntun mereka
untuk belajar dan memetik banyak hal di lingkungannya sebagai referensi dan
tidak dipaksa untuk berakting, kecuali bermain menjadi seseorang yang bukan
dirinya. Dan yang kami inginkan adalah melempar “teater yang mudah” ini sebagai wacana publik sehingga semakin
terbukanya kemungkinan teater sekolah menjadi seni pertunjukan yang mampu
mengolah, mengasah dan membina kreatifitas anak. Sehingga teater tidak akan
menjadi sesuatu yang tidak mustahil di manapun.
Maman Bayzuri
Pendiri/Supervisorwww.facebook.com/teater.jabal
No comments:
Post a Comment